Rabu, 05 November 2008

SUARA HATI

Kutatap langit yang biasa biru. Disaat malam berkabut bisu. Bersama angin yang mendesah lirih. Sunyi dan senyap. Hatiku larut dalam arus deru. Dimana purnama yang kemarin sabit. Sudahkah lelah bintang bertebar. Mengapa megah berarak. Membawa kelam yang dingin menusuk. Gamang kembali menyeruak. Resah mendayu-dayu. Bimbang menggigit Tanya. Kembali diriku diam dalam gagu. (Makassar. 4-10-2008)

Tidak ada komentar: