Senin, 25 Agustus 2008

TERIAK HATI

TERIAK HATI

Izinkan teriak ini menggema.

Mencabik bentang keangkuhan.

Yang sekian lama mengurungku.

Tersesat dalam labirin yang kau cipta.

Kadang mulut ini terkunci.

Hanya tatap mata resah yang berkata.

Berbicara dengan untai-untai aksara.

Tak terdengar oleh telingah yang tuli.

Inilah amarahku.

Inilah berontakku.

Inilah kedirianku.

Biarkan nafasku merdeka dalam gelora.

(makassar 7 Agustus 2008)

JELAGAH HITAM

Kurasakan jeritan di sekitarku.

Kala angin membelai jenuh.

Kala ilalang malas melambai.

Hanyalah guguran daun-daun mati yang membisik.

Retak-retak tanah menganga lelah.

Menanti tangisan tempayang langit.

Membasah kekeringan.

Yang dulu tiada pernah terbayangkan.

Menuntut keadilan yang lama terampas.

Lutut ini bergetar.

Lunglai dalam depah gelisah.

Sampai kapan hitam menjadi jelagah.

(Malino, 5 Agustus 2008)