Rabu, 26 November 2008

TERIAK SANG PECUNDANG

Dengarkan bisikku. Seperti gemuruh pantai yang bergolak. Segarang panas memanggang savana. Sehitam megah menutup langit. Lihat sosok itu. Sosok yang gila angguk taksimku. Memburu senyum ketakutanku. Mengejak kepatuhan nan semu. Tak kudapati belai hangat. Tak ada tatap penuh kasih. Senyum itu hanyalah seringai. Ada sekat yang memisah. Diriku yang merunduk pasrah. Ketika dia mendongak pongah. Saya muak kemapanan. Saya muak penindasan. Kau pasung cita-citaku. Kau bunuh mimpiku. Saya tak mau. Saya tak percaya. Jiwa bebasku dikerangkeng kebiadaban. Dibangku perguruan. Ragaku mati sebelum ajal. (Makassar.25 November2008)

Tidak ada komentar: