Jumat, 22 Februari 2008

PENGAKUAN

maafkan kami tuhan. tangan ini mengotori tanahmu. kaki ini berpijak angkuh. lupa pada dirimu karena nafsu yang membelit. seribu sujud terlakon. berharap engkau mengampuni. dosa-dosa yang membintik. menoda hitam diatas putih. maafkan kami tuhan. deritamu telah terbaca. murkamu tlah terdengar. kami tlah tahu. engkau benar-benar marah. (pondok malino jaya. 8 februari 2008). 07: 38 am

Kamis, 14 Februari 2008

NAFSU ANGKARA

Terhampar sawah dalam tembiring.

Melingkat bukit.

Membentang hijau nan zamrut.

Damai dalam kedamaian.

Angkara tergelitik.

Meraih bintang tenggelam.

Seribu langkah terlakon.

Bulir-bulir terengkuh.

Melimpah nan sekejap.

Meski tanah sakit.

Ah kasihan

Manusia angkuh nan durjana.

Merusak damai nan tertitah.

Berganti bencana menancap.

Tunggu karmamu.

(Makassar 8 Februari 2008)

BERBAGI DUKA

Bingkai masamu.

Lirik kumuhku dengan matamu.

Kan kubagi bau ini denganmu.

Bersama barisan lalat-lalat.

Teronggok sampah berjengkal-jengkal.

Menutup ruangku rakus.

Hanya keresahan kelabu.

Bagi duka ini.

Rasakan sesak ini.

Tak hanya sebatas busa-busa.

Diatas kursi empukmu.

Wahai panglima.

(Makassar, 8 Februari 2008)

Minggu, 10 Februari 2008

JERIT YANG TERLUKA

ragaku terpaku. beralas sajadah sujud. kusibak tabir pemisah. mencari tuhan yang bersemayam.
mengapa aku begini. antara adam dan hawa. bukanlah sinta dan rama. ragaku bukanlah jiwaku. hanya abu-abu.
seribu tanya kembali basi. hanya caci yang mengada. kembalikan aku pada rahim ibu. biarkan aku yang memilih.

LAKU SANG JIWA

rontak jiwaku resah. risau bersulam bayang-bayang. retak menjejak palang. memilah antara aral memisah.
meskikah aksara terangkai. membawa pesan deritaku. menjelma gundah dihati bunda. karena jerit sang buah hati.
entahlah. tangis itu kembali menggaung. memecah sunyi ditebing lembah. hanya pasrah. dalam peluk kasih sang mahadaya.

Sabtu, 09 Februari 2008

tiada yang berharap

tiada yang terharap

kuurai malam. kujalin pelangi nan merona. dihias hujan. aku menari lesu.

semusim aku menengadah. berharap basah datang. tlah jenuh dengan kemarau. jiwaku rapuh nan lelah.

aku ingin berubah. aku ingin lelap. tanpa seribu kunang-kunang.

biarkan aku lari. menuju arah yang terlupa. karena tiada adalah angan yang kuharap

PENGAKUAN

maafkan kami tuhan. tangan ini mengotori tanahmu. kaki ini bepijak angkuh. lupa pada dirimu. karena nafsu yang membelit. seribu sujud terlaku. berharap engkau mengampuni. dosa-dosa yang membintik. menoda hitam diatas putih. maafkan kami tuhan. deritaku tlah terbaca. murkamu tlah terdengar. kami tlah tahu. engkau benar-benar marah.